BAGI orang pendendam, memang sukar menghilangkan dendamnya. Namun, ada suatu resepi dalam Islam atau sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Abdu Daud, Tarmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi, "Barangsiapa meninggalkan pertengkaran, padahal dia salah, maka akan dibangunkan untuknya rumah di sekitar surga. Dan barangsiapa meninggalkan pertengkaran, padahal dia benar, maka akan dibangun untuknya rumah di lantai tengah surga. Sedang barangsiapa yang membaguskan akhlaknya, akan dibangun baginya rumah di tingkat paling atas surga."
Pendendam adalah suatu sifat yang paling keji dalam Islam. Sedangkan akhlak yang mulia, adalah sifat yang terbaik dalam pandangan Islam. Islam adalah baik. Bertujuan untuk memperbaiki sifat dan perbuatan yang tidak senonoh.
Bila sifat dendam masih bersarang dalam diri seseorang, ada baiknya merenung dan menghayati Hadis di atas. Dengan merenung dan menghayati Hadis tersebut, mudah-mudahan sifat dendam akan hilang dan dapat dihapus dari dalam dada. Akhirnya akan timbul akhlak yang baik, pemaaf, dan meninggalkan segala pertengkaran.
Di zaman Rasulullah pembinaan akhlak, tingkah-laku, dan perbuatan umatnya sangat diperhatikan. Beliau menekankan agar selalu menjauhi segala perbuatan tercela dan merugikan manusia lain. Hendaknya setiap manusia berjiwa besar dan mendekatkan diri kepada Allah. Kemudian mampu berlapang dada untuk menyelesaikan perselisihan agar tidak menimbulkan dendam berpanjangan.
Sifat musyawarah hendaknya ditanamkan dalam hati setiap diri. Dengan musyawarah akan dapat dihilangkan rasa dendam, baik dalam keadaan benar atau salah.
Islam tidak mengajarkan dendam berkepanjangan dan bermusuhan. Umatnya yang paling mulia adalah orang yang patuh dan takwa kepada Allah. Sebab itu Allah sangat benci terhadap mereka yang paling gigih dalam permusuhan. Nabi Muhammad dalam kesempatan ini bersabda, "Sesungguhnya lelaki yang paling dibenci Allah ialah yang paling gigih dalam permusuhan." (HR Bukhari dan Muslim).
Itulah sebabnya Islam selalu menjunjung tinggi keluhuran akhlak dan budi baik bagi pemeluknya. Semua pemeluk yang menjalankan agama Islam selalu dalam ketenangan, aman, dan tenteram. Tenang, aman, dan tenteram tidak hanya waktu menjalankan agama, tetapi juga hidup bermasyarakat dan bertetangga.
Dengan tetangga saling menghargai, tidak bermusuhan, dan tidak irihati. Yang kecil dikasihi dan yang lebih tua dihormati.
Untuk tercapainya semua itu sudah tentu mampu saling menghormati dan menghargai. Yang paling penting adalah menjaga mulut, yaitu pembicaraan tidak menyakiti pihak lain. Tidak mempergunjingkan orang, dan berkatalah seperlunya.
Pepatah mengatakan, "Mulutmu harimaumu, yang akan merengkah kepalamu." Bahkan ada yang mengatakan, "Diam itu adalah emas."
Betapa pentingnya mulut, karena mulut orang bertengkar dan berperang, kemudian mendendam. Sebab itu, sekali lagi, jagalah mulutmu. Penyakit pun berasal dari mulut. Untuk sehat selalu, maka setiap yang masuk ke dalam mulut, harus dijaga.
Mudah-mudahan Anda mampu menjaga mulut dan tidak pendendam
Tiada ulasan:
Catat Ulasan